DI BALIK AWAN HITAM
ritual zikir terpenjara di gubuk reot ini
menghitung ketukan detik
menanti rinai hujan tuk pergi
masih sunyi, redup, tapi tak sepi
tak terlihat gundukan sampah
semua rapat, duduk berbaris
satu sorot, satu pandang
mata berkaca-kaca
melihat raga yang hilang
karangan mawar terurai,
runtuh, terpisah, menyebar
kenanga pun ikut menari
di atas tanah basah
tak akan ku pungkiri
senyum terakhir terbingkai
di hatimu
selamat tinggal
terucap tak ku duga
rela...
terpateri di benakku
menghiasi awan hitam hidupku
karya : Dwi Utami
Saturday, 29 September 2012
puisi : tak mampu
TAK MAMPU
aku tak mampu ungkap cinta
bila itu tak nyata
aku tak mampu memandang rona wajahmu
bila kau bukan milikku
aku tak mampu memanggil namamu
bila kau hanya khayalku
aku tak mampu merindu
bila itu kan menyakitkan untukku
maaf aku tak mampu
untuk semua yang palsu
karya : Dwi Utami :)
aku tak mampu ungkap cinta
bila itu tak nyata
aku tak mampu memandang rona wajahmu
bila kau bukan milikku
aku tak mampu memanggil namamu
bila kau hanya khayalku
aku tak mampu merindu
bila itu kan menyakitkan untukku
maaf aku tak mampu
untuk semua yang palsu
karya : Dwi Utami :)
puisi : tak mengerti
TAK MENGERTI
sungguh berbeda
api kini tlah menjadi abu
putih kian kelabu
entah ku tak mengerti
bila dirinya hilang
aku tak ingin melupakan
sungguh tak mengerti jiwa ini
kata rela kian menghantui
jejak dan langkahnya..
hilang...
namun..
bayang-bayang semu masih tersisa
meninggalkan kenangan dan,
luka yang membekas
karya : Dwi Utami
sungguh berbeda
api kini tlah menjadi abu
putih kian kelabu
entah ku tak mengerti
bila dirinya hilang
aku tak ingin melupakan
sungguh tak mengerti jiwa ini
kata rela kian menghantui
jejak dan langkahnya..
hilang...
namun..
bayang-bayang semu masih tersisa
meninggalkan kenangan dan,
luka yang membekas
karya : Dwi Utami
puisi : lautku
LAUTKU
membiru warna indahmu
rindangna bakau melintangimu
pelabuhan membentang birumu
nan indah panoramamu
kekayaan nan berguna
putra bangsa membelinya
kau berikan segalanya
sungguh menawan lautku
karya : Dwi Utami
membiru warna indahmu
rindangna bakau melintangimu
pelabuhan membentang birumu
nan indah panoramamu
kekayaan nan berguna
putra bangsa membelinya
kau berikan segalanya
sungguh menawan lautku
karya : Dwi Utami
puisi : rapuh
RAPUH
semua di mataku tlah hilang
pujaanku menjadi untaian kata
hati ini menjadi rapuh
kediaman menjadi amarah
desiran air pantai
ombk yang bergulung
keindahan awan yang menawan hati
tapi itu tak membuat ku bahagia
oh, Tuhan aku hanya,
hanya ingin kebersamaan
keadilan yang bersama
adil bagai mutiara kata yang indah
semua di mataku tlah hilang
pujaanku menjadi untaian kata
hati ini menjadi rapuh
kediaman menjadi amarah
desiran air pantai
ombk yang bergulung
keindahan awan yang menawan hati
tapi itu tak membuat ku bahagia
oh, Tuhan aku hanya,
hanya ingin kebersamaan
keadilan yang bersama
adil bagai mutiara kata yang indah
puisi :salah
SALAH
sesal dan amarah
itu kata hati yang muncul
tiap mulut bergetar tuk bicara
seakan untaian kata
terucap tak berguna
salahkah aku...?
melukai diri ini diatas
diatas waktu yang nyata ini...
karena telah
memenggalmu di masa lalu
tak lagi ingin ku ulangi
kini lukaku dan lukamu
terasa imbang
imbang,setara, hingga beban
tak lagi nyata
ini bukan takdir
hanya kisah fana
yang tak termaafkan
mungkin hanya Tuhan yang dapat memaafkan
meski hukum tlah merangkul bersama senduku
salahkah aku
memohon maaf darimu?
karya : Dwi Utami
sesal dan amarah
itu kata hati yang muncul
tiap mulut bergetar tuk bicara
seakan untaian kata
terucap tak berguna
salahkah aku...?
melukai diri ini diatas
diatas waktu yang nyata ini...
karena telah
memenggalmu di masa lalu
tak lagi ingin ku ulangi
kini lukaku dan lukamu
terasa imbang
imbang,setara, hingga beban
tak lagi nyata
ini bukan takdir
hanya kisah fana
yang tak termaafkan
mungkin hanya Tuhan yang dapat memaafkan
meski hukum tlah merangkul bersama senduku
salahkah aku
memohon maaf darimu?
karya : Dwi Utami
puisi : Curahan Hatiku
Curahan Hatiku
hati ini slalu bimbang
kegundahan hati..
slalu kutemui
sayap-sayap kesedihan
hingggap di hatiku
air mata kekecewaan
mengalir menemuiku
putus asa..
menjerat leher hatiku
aku..., aku...
slalu bersedih
tak kuhampiri
seuntai kebahagiaan
tak kutemui
kedamaian di hati
setetes air mata mengalir
senyum, pertanda amarah
kebahagiaan pertanda kebimbangan
oh, Tuhan
berikanlah aku kebahagiaan
kebahagiaan sejati
kebahagiaan yang ku nanti
karya : Dwi Utami
editor : Eka Wahyuni
:) (:
hati ini slalu bimbang
kegundahan hati..
slalu kutemui
sayap-sayap kesedihan
hingggap di hatiku
air mata kekecewaan
mengalir menemuiku
putus asa..
menjerat leher hatiku
aku..., aku...
slalu bersedih
tak kuhampiri
seuntai kebahagiaan
tak kutemui
kedamaian di hati
setetes air mata mengalir
senyum, pertanda amarah
kebahagiaan pertanda kebimbangan
oh, Tuhan
berikanlah aku kebahagiaan
kebahagiaan sejati
kebahagiaan yang ku nanti
karya : Dwi Utami
editor : Eka Wahyuni
:) (:
Subscribe to:
Posts (Atom)