DI BALIK AWAN HITAM
ritual zikir terpenjara di gubuk reot ini
menghitung ketukan detik
menanti rinai hujan tuk pergi
masih sunyi, redup, tapi tak sepi
tak terlihat gundukan sampah
semua rapat, duduk berbaris
satu sorot, satu pandang
mata berkaca-kaca
melihat raga yang hilang
karangan mawar terurai,
runtuh, terpisah, menyebar
kenanga pun ikut menari
di atas tanah basah
tak akan ku pungkiri
senyum terakhir terbingkai
di hatimu
selamat tinggal
terucap tak ku duga
rela...
terpateri di benakku
menghiasi awan hitam hidupku
karya : Dwi Utami
No comments:
Post a Comment